Salah satu dialek bahasa sunda di Jawa Barat adalah bahasa dialek Karawang. Dulu dialek bahasa di daerah Karawang terutama di Kampung Calung adalah bahasa sunda kasar. Berbeda dengan keadaan sekarang, banyak perubahan-perubahan yang terjadi terkait undak usukna basa atau Tata Bahasanya. Karena mungkin banyak pendatang baru atau warga Karawang yang anaknya hasil perkawinan dengan orang priangan. Yah kalau bicaranya kedengaran tidak terlalu menyinggung perasaan orang. coba kalau dulu. Kalau marah sama istri atau anak, maka yang keluar adalah kata-kata pedas atau kasar. Seperti kalau anak terlambat pulang ke rumah, apa yang dikatakan orangtuanya..." Tangkurak sia..!, naha waka balik ka imah..!, mantog deui we kadituh sing seubeuh ulinna". atau kalau ada di rumah,jika ada kekesalan orangtua sama anak " Haling kadituh siah tong ngajedog di jajalaneun bisi kaleyek". Ada lagi kata-kata marah tapi juga lucu," Busyet...! teu kira-kira siah boga kakadut teh, dilebok kabeh kejo sadingkul ku sia...!". Bandingkan dengan orang priangan kalau marah.." Engke deui mah mun indit-inditan wawartos heula ka mamah atawa ka apa, cik tos emam acan, tuh geura emam bisi engke nyeuri beuteung", sembari ibunya menangis karena kesal bercampur rindu sama anak. Kalau terdengar oleh orang Karawang, mungkin kata-kata tersebut hanya dianggap nasehat bukan kalimat orang yang marah. Makanya kalau orang Karawang dimarahi oleh orang priangan, paling ngomong " Waduh bageur nya, sugan teh rek nyarekan ka urang". Nah dari dialek-dialek tersebut penulis akan mencoba untuk membuat sebuah kamus bahasa sunda dialek orang Karawang.
Contoh Kamus :
DIALEK BAHASA KARAWANG
HURUF A
1.Abah, Bapak, ayah; Tah eta teh abah sim kuring (Nah yang itu bapak saya).
Abahna pamajikan kuring disebut mitoha,
( Bapaknya istri saya disebut mertua)
Huruf yang berkaitannya
Babah, Lebah, Lembah, simbah, rebah, rubah, tabah, dst.
Penerapan Bahasa
Kata ini digunakan secara umum didaerah oleh pinggiran-pinggiran
kampung, sementara bahasa perlente menggunakan Bahasa halus,apa atau papah,
memanggil abah itu tidak selamanya untuk ayah atau bapaknya
seorang anak, tetapi jika seseorang laki-laki kelihatan tua maka banyak orang
memanggilnya Abah.
2. Abong, Abongkena
Mentang-mentang; Abong manehna jelema beunghar,
mani ngahina pisan ka kuring teh ( Mentang-mentang dia itu orang kaya, menghina sekali pada saya).
Huruf yang berkaitannya
Tembong, sombong,gombong, kobong, cebong, kecebong, dst.
Penerapan Bahasa
Kata ini digunakan aktif untuk subyek orang kedua, sementara orang
pertama akan menjadi obyek penderita. Apakah kata abong bisa berubah makna?,
yang tadinya “Mentang-mentang. Coba lihat kalimat lain. Abong ah teu kabagean mah, pan geus alasna sewang-sewangan. Kata mentang-mentang tidak bisa diterapkan dalam kalimat
tersebut. "Abong ah" bisa berubah menjadi kata "Masa iya ". Kalau dilanjut ‘ " Masa iya tidak dapat bagian, padahal itu sudah jatah masing-masing.
Kecuali kalimat ini untuk merespon adanya informasi yang tersebar
dimasyarakat, bahwa seseorang atau sekelompok warga tidak terbagi jatah,
misalkan. Maka kalimat jawaban " Abong Ah" itu benar, karena kata itu untuk membantah terkait salahnya informasi. Tetapi, ketika pengucapan kalimat itu tidak
ada informasi terkait sesuatu yang diberikan, maka kalimat tersebut rancu
karena salah satu kata dalam penempatannya salah.
Dan inilah yang dimaksud dialek bahasa, yang masing-masing daerah
memiliki arti, makna dan pemahaman yang berbeda-beda, sehingga dalam
menanggapinya kita harus mengkaji lebih teliti. Di Karawangpun, kemungkinan
besar antara kecamatan memiliki dialek bahasa tersendiri.
Seperti:
1. KARAWANG SELATAN :
bahasa dialeknya berbahasa sunda kasar, dan sebagian berbahasa melayu;
2. KARAWANG KOTA :
Bahasa dialeknya berbahasa sunda sedang, ada juga melayu, sebagian sunda halus;
3. KARAWANG UTARA :
Bahasa dialeknya berbahasa sunda sedikit kasar, betawi ora, bahasa melayu;
4. SEPANJANG PANTAI KARAWANG :
Bahasa dialeknya berbahasa dialek jawa campursari, sundanya ada jawanya juga ada. Bahasa dialek ini digunakan di daerah-daerah seperti pantai Cilamaya, Sungaibuntu dan pantai-pantai lain.
Untuk dialek bahasa sunda halus di Karawang kiranya hanya orang-orang tertentu saja yang menggunakannya, seperti orang-orang priangan yang tersebar dan sudah lama menetap di Karawang, terutama di daerah pusat perkotaan kecamatan dan kabupaten.
Keadaan penggunaan bahasa dialek Karawang saat ini sudah mulai terkikis oleh bahasa-bahasa lain, hal ini disebabkan banyak pendatang baru yang melakukan migran ke Karawang setelah dibukanya kawasan industri dan perumahan-perumahan. Dan yang banyak digunakan dalam komunikasi di masyarakat di tempat-tempat tersebut sudah tampak nasionalismenya yaitu penggunaan bahasa Indonesia, sedangkan bahasa-bahasa daerah digunakan saat berkumpulnya komunitas suku-suku daerah yang bermukim di kawasan tersebut. Sedangkan bahasa sunda asli Karawang hanya ada di daerah-daerah pelosok perkampungan di Karawang.
Seperti:
1. KARAWANG SELATAN :
bahasa dialeknya berbahasa sunda kasar, dan sebagian berbahasa melayu;
2. KARAWANG KOTA :
Bahasa dialeknya berbahasa sunda sedang, ada juga melayu, sebagian sunda halus;
3. KARAWANG UTARA :
Bahasa dialeknya berbahasa sunda sedikit kasar, betawi ora, bahasa melayu;
4. SEPANJANG PANTAI KARAWANG :
Bahasa dialeknya berbahasa dialek jawa campursari, sundanya ada jawanya juga ada. Bahasa dialek ini digunakan di daerah-daerah seperti pantai Cilamaya, Sungaibuntu dan pantai-pantai lain.
Untuk dialek bahasa sunda halus di Karawang kiranya hanya orang-orang tertentu saja yang menggunakannya, seperti orang-orang priangan yang tersebar dan sudah lama menetap di Karawang, terutama di daerah pusat perkotaan kecamatan dan kabupaten.
Keadaan penggunaan bahasa dialek Karawang saat ini sudah mulai terkikis oleh bahasa-bahasa lain, hal ini disebabkan banyak pendatang baru yang melakukan migran ke Karawang setelah dibukanya kawasan industri dan perumahan-perumahan. Dan yang banyak digunakan dalam komunikasi di masyarakat di tempat-tempat tersebut sudah tampak nasionalismenya yaitu penggunaan bahasa Indonesia, sedangkan bahasa-bahasa daerah digunakan saat berkumpulnya komunitas suku-suku daerah yang bermukim di kawasan tersebut. Sedangkan bahasa sunda asli Karawang hanya ada di daerah-daerah pelosok perkampungan di Karawang.