CALUNG KARAWANG

Cara Urang Calung Ngablogger

  • Home
    • Profile
    • Web Design
    • Statistik Blog
    • TV Qur'an
    • Illustrasi
    • Ekspresi
    • Version 1
    • Version 2
  • Megamenu
    • Bahasa
    • Tutorial
    • Aplikasi
    • Blogger
  • Destinasi
    • Wisata
  • Features
  • Aplikasi
  • TV Qur'an

Home Potret Asal Muasal tempat bernama Calung

Asal Muasal tempat bernama Calung

Admin June 23, 2020 0

Istilah " Calung" muncul ketika orang mengenal sebuah alat musik yang terbuat dari bambu  berasal di Jawa Barat, tapi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah "Calung" memiliki pengertian  Ca-lung 1) tabung bambu untuk mengambil air; 2). timba kecil dari bambu; 3). mangkuk dari timah untuk menampung getah karet. 
Yang penulis akan ceritakan adalah sebuah tempat yang ada di daerah Kabupaten Karawang, secara geografis "Calung" merupakan sebuah perkampungan  semi kota yaitu Pemukiman Penduduk, letak Kota Kecamatan dan Zone Industri yang berada di Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat, Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).




Prakiraan Sejarah
Dusun Calung dan tempat-tempat lain dibangun pada waktu berkuasa Raden Aria Pamanah Rasa yang bergelar Prabu Siliwangi  di Kerajaan Pajajaran yang  dilanjutkan Kerajaan Sumedang Larang waktu itu rajanya bernama Prabu Geusan Ulun, yang menjadi rujukan di tempat ini sudah adanya penduduk adalah semua rumah tempo dulu berbentuk panggung dan beratap rumbia (eurih dan pelepah kawung),  yang memiliki  Goah padi atau Leuit, dan cara berpakaian adat sebelum terjadi revolusi  industri (modernisasi) seperti  memakai pakaian hitam, celana komprang dan iket barangbang semplak.  Penduduk pendatang berasal dari Cianjur, Bogor, Sumedang, Garut, Bandung (Pasundan) Jawa dan Melayu. 

Calung dimasa pembentukan Kabupaten Karawang di sekitar Pemindahan Udug udug ke Bunut Kertayasa.
Calung merupakan wilayah gugus perbukitan Kandangsapi atau Tegalsapi yang masih bagian dari Waringinpitu, yang dimaksud di sebelah selatan daerah Calung merupakan tempat-tempat pengembalaan binatang ternak  sapi.
Pendiri Kampung Calung  : Adipati Rangkas Sumedang (RAA Panatayudha atau Aria Singaperbangsa II atau bergelar Raden Aria Wirasuta). Karena pada saat para pembesar Rangkas Sumedang atau Karawang bermusyawarah di salah satu tempat bernama Badami (istilah basa sunda :Ngawangkong atau Badanten) , dan arti kata itu berdialog yang berkaitan pemindahan ibukota Karawang dari Udug-udug ke tempat lain, Sang Adipati Aria Wirasuta melakukan perjalanan menuju Tegalwaru Pangkalan, sempat menetap dibeberapa daerah salah satunya adalah " Calung". Dan daerah-daerah yang disinggahi bisa disebut Petilasan. Jika memang benar, seharusnya daerah-daerah itu harus mendapat perhatian dari pemerintah, terutama dengan adanya jejak salah satu bupati Karawang tempo dulu dibuatkan semacam pesangrahan-pesanggrahan di tempat tersebut, dan hal itupun untuk mengenang adanya perjalanan sejarah Karawang.

Adat Istiadat
Adat isitiadat yang ada kampung Calung hampir punah disebabkan;
Pertama, terdesak oleh kemajuan industrialisasi;
Kedua, penduduk menyadari  adanya agama tauhid yaitu Islam  yang mengajarkan bahwa Tuhan alam semesta itu Allah Subhana Wata’ala, bukan lagi menyembah kepada Sanghyang Widi atau Dewa-dewa, sebagaimana saat itu  agama yang dianut masyarakat sunda adalah agama sunda wiwitan yang memiliki pengaruh hindu, dan saat sekarang cara ibadatnya tidak melalui Mantra-mantra, jampi-jampi, Ngancak, Parancahan, Bakar Kemenyan yang cara itu adalah memang kebudayaan agama Hindu dan Budha yang memiliki tradisi animisme dan dinamisme yaitu percaya kepada roh yang telah mati dan percaya kepada barang-barang bertuah seperti  keris, batu ali dan barang atau tempat lainnya yang dianggap keramat. Dan cara ibadah sekarang yang dilaksanakan adalah menurut syariat islam, hampir mayoritas penduduk kampung melaksanakan shalat 5 waktu, puasa romadhon, bayar zakat, dan ibadah-iabdah lainnya. Hanya saja ada adat istiadat yang masih tersisa dan sulit dihilangkan antara lain; - Bakar,Kemenyan, Adat,
Sawer Panganten, Ngancak, Parancahan, Hajat Bumi.
Satu kebudayaan yang sangat sulit dihilangkan adalah memberi nama pada anak, penduduk Calung yang melegenda atau lebih cenderung menamakan sesuatu baik terhadap mahluk hidup dan barang selalu terfokus kepada tempat tinggal yang sangat keterkaitan "Nama -nama orang, seperti: Aca, Uca, Ica, Oca, Alung, Ulung, dll.
Nama-nama sesuatu seperti : Kaca, Kaca-kaca, Kica-kica, Kalung, Kilung-kilung, Cangkilung, Cacing kalung,
 Pancal, Lungsur, Leunca, Uncal, Lunca-linci dll. 

Di kenal sekali kampung Calung ini tidak hanya masuknya revolusi industri, melainkan juga antara tahun 1975 sampai  2007 di kampung ini pernah disinggahi beberapa kali pesawat terbang jenis helikopter. Dengan singgahnya pesawat tersebut menjadikan pertanda bahwa kampung ini istimewa dan langka dibanding tempat-tempat lain di Karawang, padahal di tempat ini tidak ada sesuatu yang dianggap penting dan unik seperti tempat destinasi wisata, lapangan terbang atau helipad, sehingga tempat ini menjadi semakin dikenal, tetapi kenapa juga para pejabat seperti bupati, gubernur dan menteri itu mau berkunjung ke kampung ini, padahal kampung ini terlihat lusuh dan tertinggal. Kenapa pesawat itu tidak mendarat di kota saja, semisal Lapangan Stadion Singaperbangsa atau Alun-alun Karawang, tak sampai disitu kampung ini dikenal, ketika ada pemekaran Telukjambe Barat kampung ini terpilih menjadi ibukota kecamatan Telukjambe Barat, padahal yang semula lokasi kecamatan sudah ditentukan di kampung Kobakbiru, tapi tampaknya Calung lebih strategis dan sesuai untuk dijadikan lokasi kecamatan tersebut. Dengan kondisi seperti itu mungkinkah di masa mendatang tempat ini akan menjadi fokus utama sorotan dunia, seperti juga kata orangtua dulu bahwa Karawang Selatan akan menjadi sebuah kota yang tiada tandingnya, dan konon diperkirakan bakal  banyak bangunan-bangunan rumah atau bangunan tempat bisnis yang megah dengan desain mengadopsi kerajaan-kerajaan jaman dulu, yang kebanyakan merujuk kepada kerajaan di Eropa seperti Kerajaan Romawi, Kerajaan Cyrus, Belanda, dsb. Yang tentunya dengan munculnya symbol-symbol kerajaan tersebut sehingga muncul pula ide-ide untuk membentuk lagi kerajaan-kerajaan, seperti sekarang terdengar banyaknya orang-orang mendirikan Empire-empire. Padahal ide ini muncul bukan dari kalangan  petinggi-petinggi negara, melainkan dari segelintir orang-orang terbelakang, dan mereka itu sangat meresahkan di masyarakat, tetapi justru hal tersebut malah banyak direspon pengusaha-pengusaha yang sudah menggeliat membangun bangunan-bangunan gerbang, perusahaan, atau ladang-ladang bisnis dengan desain symbol kerajaan. Bahkan di kalangan para pejabat dahulu di negara kita, dari mulai lurah atau kepala desa sampai pejabat tinggi banyak mengadopsi symbol kerajaan, salah satunya dalam hal pemangkuan jabatan, inginnya terus-terusan menjadi pejabat, seperti ingin jadi raja selama-lamanya.
  
Gerbang Alcala kota Madrid Sepanyol - Foto Wisata Eropa
Yang secara realita di era sekarang banyak tempat-tempat di Kecamatan Telukjambe dijadikan Kawasan industri besar-besaran, seperti KIIC, Karawang Inrenational New Indutry, Suryacipta, Peruri, Sandiago Hill, dll, sudah terlihat dengan jelas.  Apalagi di Karawang selatan direncanakan akan dibuatkan sebuah Lapangan Terbang atau Bandara Internasional yang akan meliputi daerah wilayah Kec. Ciampel, Telukjambe Barat, Pangkalan dan Tegalwaru, tidak menutup kemungkinan bangunan-bangunan dengan desain symbol kerajaan akan lebih megah lagi dibangun dengan mengadopsi bangunan dari kerajaan masa lampau . 
Seperti di kampung Calung dengan banyaknya para pejabat berkunjung ke kampung ini,  bisa jadi dimasa mendatang akan terjadi perombakan kampung ini yang akan dipenuhi deretan bangunan megah berdesain kerajaan. Maka dengan banyaknya bangunan-bangunan bersymbol kerajaan, bisa mungkin di masa dulunya merupakan daerah Petilasan raja-raja hindu atau budha yang datang India atau daratan Asia, yang dimana di wilayah  di Telukjambe banyak nama-nama tempat yang mirip dengan nama nama tempat di India seperti Calung, Badami, Ranggon dan banyak lagi, akan tetapi nama-nama itupun tidak berpengaruh adanya kerajaan hindu di Karawang Selatan, hal ini dikarenakan tak satupun adanya candi untuk bisa dijadikan rujukan,  hal ini menandakan bahwa adanya kerajaan di Karawang hanya sekilas saja artinya berlangsungnya kerajaan itu tidak berlangsung lama. Ada kemungkinan pada saat didirikan kerajaan, dikarenakan adanya perebutan daerah kekuasan raja-raja di sunda, menjadikan peninggalan-peninggalan seperti situs, candi diruntuhkan ataukah kejadian semisal adanya gempa tsunami dan banjir besar yang menenggelamkan candi, entahlah..', tetapi tidak ada sejarah yang menjelaskan tentang hilangnya candi candi tersebut, seperti yang kita lihat candi-candi yang ditemukan di Karawang tidak utuh. Tidak seperti peninggalan kerajaan-kerajaan hindu di India, di negara tersebut banyak candi-candi megah dan sempurna, seperti kerajaan besar Chalukya Badami. kerajaan hindu Chalukya Empire atau Chalukya Badami yang berdiri pada abad 6 Maséhi. Yang nama-nama rajana mirip dengan gelar raja raja di sunda atau Tarumanagara yaitu Adityavarman dan Kitrivarman (Chalukya Badami).Apakah mungkin raja-raja hindu berasal Chalukya Badami pernah berkunjung ke sunda atau dataran di Telukjambe ini, Walaupun  dalam sejarah tidak kaitannya, tetapi kita harus tahu mengapa ada nama Calung dan Badami di Karawang. Dalam kesejarahan di Karawang ini memang minim sekali, karena mungkin dulunya orang Karawang itu tidak ada yang mahir menulis atau mengarang, jadilah untuk mencari referensi saja sangat sulit, kalau ada kenapa tidak disusun terbentuknya nama-nama tempat seperti nama-nama kampung, desa atau kelurahan sejak Karawang ini terbentuk pada jaman Kerajaan Sumedang Larang atau pada saat penetapan propinsi dan kabupaten di Jawa Barat Tahun 1960, seharusnya ada lampiran dibentuknya kampung-kampung, desa-desa kewedanaan atau yang lainnya berkaitan tempat ini, kapan berdirinya yang ditunjukkan berdasarkan SK-SKnya, ini penting sebagai bahan referensi atau rujukan. Dan menurut riwayat, bupati saja yang memimpin di kabupaten ini  ternyata kebanyakan orang dari luar daerah. Jadi, Karawang dimana bisa maju, toh yang meminpinnya saja bukan tulen orang Karawang. 
  • Dinasty Chalukya Badami di India - Foto http://www.prasannaholidays.com
    Dan apabila melihat candi-candi yang dibuat di Karawang sedikit mirip dengan kerajaan hindu  Chalukya Temple atau Badami Temple di Bangladesh India bagian selatan, karena bahannya seperti batu bata, itu kalau diambil kemiripan nama-nama yang di sunda. Dulu penulis pernah membaca referensi ada beberapa informasi bahwa bahasa-bahasa Sansakerta dan Pallawa yang ada di sunda dan jawa diambil dari bahasa Calukia atau Chalukya di India, yaitu adanya huruf Cacarakan  dan Kaganga. Sehingga bisa mungkin kerajaan-kerajan di Indonesia ada pengaruh dari India. Dan  terkait nama Calung, di berbagai belahan dunia banyak tempat bernama Calung, seperti di Filipina ada Calungsod, di Brazil ada Calunga, di Italia ada Calunga, Calunghe, di Afrika juga ada. Apalagi di Sunda dan daerah lain di Indonesia banyak nama-nama Calung seperti Cicalung, Pasir Calung, Gunung Calung,  Lembah Calung, Pacalungan, Babakan Calung,dll, Wuih....! banyak sekali tempat bernama Calung. Bagi pembaca sekalian yang mengetahui keberadaan asalnya nama-nama tempat bernama Calung mungkin bisa mengungkapkan dan berbagi pengetahuannya. Nama-nama tempat sudah ditelusuri melalui google, ternyata Calung itu ada di mana-mana. 
    Nama-nama Calung yang muncul seperti :
    Calung Brazil
    Calung Italia
    Pasir Calung

    Gunung Calung

    Cicalung

    Calungsod Filipina


    Lantas nama calung itu pada asal muasalnya dari mana?", apakah diambil dari bahasa Sansakerta, Sunda Wiwitan atau dari asal dari negara mana?',  ataukah seorang seniman itu hidup berkelana ke berbagai negara yang kemudian menamai tempat bernama calung?', karena sampai saat ini nama Calung memang asing terdengar oleh daerah lain, tetapi walaupun begitu sebuah kata yang terbentuk dari dua  suku kata Ca dan Lung, muncullah suatu legenda di masyarakat dalam mengapresiasikannya untuk merujuk terhadap kata kata yang mendekati nama Calung, biarpun tidak ada referensi yang menjelaskannya. 
    Jadi memang sejarah itu membingungkan disebabkan banyaknya prakiraan-prakiraan, seperti tadi karena ditemukan candi-candi itu kerajaan, padahal bisa mungkin tempat mereka bertapa atau semedi para raja hindu atau budha, seperti juga candi Borobudur itu menurut informasi itu adalah peninggalan nabi atau raja Sulaiman, padahal nabi Sulaiman Alaissalam itu sendiri saat itu Tuhannya Alloh Subhana Wata'ala, dan ini sangat membingungkan sekali. Jadi sejarah itu tidak ada yang sempurna, karena dari sebagiannya hanya perkiraan perkiraan belaka, kalau dibilang Hoaks, ndak sih..', paling ada seperberapanyalah. Bagaimanapun kehidupan manusia jauh sebelum berdirinya kerajaan-kerajaan  hindu, budha dan lain-lainnya di berbagai belahan dunia ini, Alloh Subhana Wata'ala sudah  menetapkan kelompok-kelompok manusia ke dalam berbagai bangsa dan bahasanya masing-masing yang ditempatkan di berbagai negara di dunia,Wallohu alam, tapi yang jelas peradaban akhlak adalah fondamental yang utama untuk meluruskan suatu keyakinan dalam diri manusia, seperti juga islam meyakinkan manusia untuk beriman kepada yang menciptakan alam semesta yaitu Alloh Azza Wazzala. Oleh karena itu sobat, kita jangan terlena atau terlelap dengan berbagai daya khayal atau imajinasi yang mengakibatkan terjadinya keadaan di luar batas atau "Crazy because of Delusion". Karena bagaimanapun sudah jelas semua manusia akan kembali ke Illahi Robbi, Yang sekarang harus ditegakan adalah Aqidah dan Pelaksanaan ibadah yang sungguh-sunggu kepada Alloh Subhana Wata'ala, yaitu mengerjakan shalat 5 waktu, menuntut ilmu, banyak-banyaklah bersodaqoh, inpak dan jariyah, berbaik terhadap orangtua dan tetangga, dan selalu taat terhadap peraturan pemerentah. Oleh kerenanya mari kita berdoa s'moga kita ditetapkan iman dan islam,  dan mendapat rizki yang berlimpah ruah, Amien, Barokhallohufik.
Tags: Artikel Calung Badami Calunga Chalukya Badami Cicalung Gunungcalung Pasircalung Potret
Share:
Newer Post Older Post Home
Designed by OddThemes

Error

Powered By Blogger

Caloeng Map
KUNJUNGI HISTATS
CARI LOKASI ANDA

About Author

Bergaya diatas prestasi, berupaya meredam prustasi.
Sim kuring, Herman Permana El-Hakiem, Blog kuring mangrupi hiji lembur.

Assalamualaikum, Nepangkeun dulur, Calung Blogger anu ngeunaan hiji blog anu mintonkeun seratan-seratan di kaca blog anu dipuseurkeun kana gantar kakaitan sareng kadaerahan nu aya di Karawang terkhusus Kampung Calung. Salami ieu blog-blog anu kapendak ku sim kuring di dunya maya carang pisan nyawalakeun kana kakaitan sareng singharep nyaeta hiji lembur. Sok sanaos elmu pangaweruh sim kuring nu diserat di sababaraha kaca blog kacida kakiranganna, nanging nyakitu mugi-mugi wae aya salah sawios kecap kanggo bahan cepengan atanapi catetan kanggo pamaos sadayana, nu tiasa dijantenkan bandingan pangaweruh atanapi rujukan anu ngeunaan hiji lembur. Nu saestuna urang digubragkeun sareng diagengkeun di lembur teh mangrupikeun catetan anu moal tiasa laas kapopohokeun, Sumuhun gan tilam katineung tea, sakieu we lur ti sim kuring, mugi-mugi sing janten anu matak ngagumbirakeun kapayunna, hatur nuhun pisan.
BAHASA INDONESIA


Hai Sobat perkenalkan, Saya Herman Permana El-Hakiem, Penulis sebuah blog kampong, Assalamualaikum, Perkenalkan sahabat, Calung Blogger adalah sebuah blog Kampung yang isi postingan-postingan halamannya terfokus kepada kedaerahan yang ada di Karawang terkhusus Kampung Calung. Selama ini blog-blog yang kami temukan di dunia maya jarang sekali membahas keterkaitan dengan sebuah obsesi tentang sebuah Kampung, walaupun pengetahuan yang kami tuliskan di beberapa halaman ini sangat minim, tetapi mudah-mudahan saja ada sepatah kata untuk menggugah hati pembaca sekalian untuk berobsesi tentang sebuah kampung halaman, yang pada dasarnya kita terlahir ke dunia yang pertama kali muncul status seseorang adalah dimana dia dilahirkan dan dibesarkan, yang tentunya tempat ini merupakan catatan kehidupan yang jangan pernah dilupakan, Demikian dari penulis.
BAHASA INGGRIS


Hi friends, I am Herman Permana El-Hakiem, author of a village blog, Assalamualaikum, Introducing friends, Calung Blogger is a village blog whose page posts focus on regions in Karawang, especially Calung Village. So far, the blogs that we find in cyberspace rarely discuss the connection with an obsession about a village, even though the knowledge we write on these few pages is very minimal, but hopefully there are a few words to inspire readers to obsess about. a hometown, in which we are basically born into the world where a person's status first appears is where he was born and raised, which of course this place is a record of life that should never be forgotten, Thus from the author.
PLEASE YOUR VISIT

Stay Connected

Popular Posts

  • Apa itu Sunrise?
  • Ngaran Kekembangan
  • Potret Kampung Calung
  • Mengenal 50 jenis burung kicau yang banyak dipelihara
  • Anak Monyet
  • Anak Lauk
  • Anak Lele
  • Anak Munding
  • Anak Lubang
  • Anak Sapi
Powered by Blogger.

Category

  • Anak Binatang 9
  • Anak Sasatoan 9
  • Aplikasi 4
  • Artikel 12
  • Binatang 6
  • Blogger 1
  • Destinasi 11
  • Hobi Ternak 1
  • Kamus 3
  • Nama Bunga 1
  • Ngaran kembang 1
  • Obat Herbal 1
  • Sasatoan 6
  • Tutorial 8
  • Wirausaha 2
  • Wisata 11
  • industri 1

Contact Form

Name

Email *

Message *